Sabtu, Mei 08, 2010

Kasih Sayang Anak-anak MaNis

Base on story @ Sunday, may 2nd, 2010

Ceritanya terjadi pada saat ayah mengajak bang Faiz untuk mengantar Uti mama ke stasiun gambir. Perihal kepulangan Uti ke Semarang pun ada cerita tersendiri, yaitu bang Faiz pengennya Uti tidak usah pulang. Bahkan abang juga bilang kalo uti lebih baik di rumah saja (jakarta) selamanya, ga usah ke semarang lagi. Namun karena Uti masih banyak kegiatan di Semarang, akhirnya tetap Uti harus pulang ke Semarang. Jadilah, hari itu, minggu sore uti diantar ke stasiun untuk naik kereta argo sindoro yang jadwal berangkat dari gambir pukul 16.45 wib menuju semarang.
Ketika sampai di stasiun, setelah nunggu uti sholat, lalu naik ke peron dan menunggu kereta tiba. Begitu kereta tiba, mengantar uti ke tempat duduk dan berpamitan. Lalu ayah dan bang Faiz turun lagi utk sholat ashar. Selesai sholat terdengar pemberitahuan bahwa kereta yang membawa uti pulang sudah jalan. Maka ayah dan abang faiz keluar dari stasiun.
Dari sinilah cerita dimulai (lho ... Bukannya dr td udah cerita ya ... Hehehe). Ketika keluar ayah menawarkan untuk beli minum, karena memang sudah haus. Abang Faiz memilih untuk membeli MILO kaleng. Setelah membayar, lalu kita masuk ke mobil dan jalan pulang. Dalam perjalanan nggak ada yang luar biasa kecuali ayah memutuskan untuk lewat tol kebon jeruk rute pulangnya. Nah, ditengah perjalanan ini yang membuat ayah bangga adalah ketika abang Faiz setelah minum MILO bilang,"Ayah, faiz sudah minumnya, nanti ini buat kakak,". Ayah sangat senang mendengarnya, karena Abang Faiz sudah bisa menunjukkan perhatian dan sayangnya ke kakak Syifa dengan perbuatan. Padahal MILO itu masih setengah kaleng lagi isinya. Dan memang sampai tiba di rumah, abang Faiz memang tidak meminum MILO itu lagi. Alhamdulillah, anak ayah sudah bisa berbuat seperti itu. Bukan sampai si situ saja ceritanya.berikutnya ada lagi kejadian sebelum sampai di rumah.
Saat di jalan, ayah menawarkan untuk beli ayam paha di McD. Pikir ayah biar abang mau makan, soalnya abang agak susah kalo di suruh makan. Singkat cerita sampailah di McD alam sutera serpong. Pas waktu pesan, ngelihat menu, abang faiz juga minta es krim. Jadilah ayah pesan ayam paha, burger, paket nasi bt ayah, dan es krim cone 2. Waktu ambil pesanan, makanan ayah letakkan di bawah es krim cone yg satu dipegang abang dan satunya ayah pegang, sambil bilang,"ini buat kakak". Lalu ayah jalanin mobil keluar dr McD. Karena sambil nyetir ayah bingung bawa es krimnya. Karena takut tumpah, niatnya ayah kurangin tuh es krimnya biar ga tumpah. Waktu ayah dah makan separo, bang faiz bilang,"katanya buat kakak, kok dimakan ?". Ayah hanya bisa tersenyum dalam hati, dan sekali lagi tercenung dengan abang yang ternyata masih memikirkan kakak syifa. Ayah bilang,"ayah takut tumpah nih bang". Seiring perjalanan pula, ayah berubah pikiran, karena jalannya banyak tikungan, es krimnya ayah habisin aja deh biar ga ribet. Lalu ayah bilang ke abang,"bang, es krimnya ayah habisin aja ya, nanti kakak makan es krimnya abag aja separo. Abang mengangguk setuju. Lega rasanya ayah, karena abang sudah mau berbagi. Dan ternyata ketika sampai di rumah, memang es krim bang faiz sebagian diserahkan ke kakak.
Ini yang membuat ayah bangga, anak-anak ayah saling memperhatikan, saling menyayangi. Semua orangtua pasti senang kalau anak-anaknya seperti ini. Seperti kakak yang sering membawa pulang hadiah dari kumon jika dapat poin, yang dibawa pulang, hadiahnya berupa mainan cowok, yang berarti buat bang faiz. Dalam hati ayah tersenyum bahagia.
Terima kasih anak-anakku. Semoga ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan, selain buat saudara kandung, juga buat saudara-saudara kita seiman lainnya, kita juga bisa saling menyayangi dan berbagi.

Sent from my Nokia phone

Jumat, Januari 15, 2010

Pesta untuk Kami

Perjalanan. Aku mengibaratkan itulah kami, aku dan istriku. Perjalanan yang telah mencapai angka 10 th, pd tgl 10 bulan 01 di tahun 2010.
Ada orang bilang, 10 adalah angka yang sempurna, karena tidak ada kesalahan. Atau mungkin nomor yang dalam kamus sepakbola adalah mewakili keindahan. Atau ada juga pendapat angka 10 mewakili asal muasal kecanggihan, karena ... hey ... program komputer diciptakan dari bilangan biner yaitu angka 1 dan 0. Atau ada juga yang bilang tentang pasangan yang seimbang, satu kurus dan satunya gemuk.
Buatku sepuluh, tetap berarti sepuluh. Dia adalah bilangan setelah satu, dua, tiga, ..., dan sembilan. Tahun demi tahun, dimana kami melewatinya bersama, baik dalam sedih, senang, susah, bahagia, sulit dan mudah. Tapi tidak dalam miskin. Why ? Here my friend, my argue.
Pernikahan kami dilandasi tidak hanya dengan rasa cinta semata, tapi juga dengan pengertian, bahwa niat pernikahan kami adalah sebagai suatu nilai ibadah, dari makhluk kepada PenciptaNya. Kami percaya, hanya dengan perkenaanNya, maka terjadilah kami dan keluarga.
Inilah harta berharga, yang membuatku yakin, bahwa kami tidak mengalami miskin. Tentu saja ukurannya bukan harta materi dunia, yang bersifat fana, sesaat. Harta yang hanya dimiliki di dunia.
Tetapi harta kami berupa suami dan istri yang selalu saling mengisi, percaya dan tentu saja menyayangi. Harta kami juga berupa putri dan putra (Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau telah memberi kami keturunan yang lengkap), yang (semoga) menjadi anak yang saleh, cerdas, cantik dan bagus parasnya, serta sehat. Kelucuan dan keceriaan mereka, Syifa 9 tahun dan Faiz 4 tahun, telah memenuhi saku kami dengan harta yang tak ternilai. Pun juga adalah kenakalan, kerepotan dan keluhan mereka, menjadi aset tak berwujud, yang tak bisa kami temukan di lain tempat. Juga nantinya adik mereka, yang saat ini sedang berada di rahim ibunya selama 8 bulan.
Inilah kekayaan kami, kekayaan hati. Dan
jika akan ada pesta untuk kami, saya rasa modal utk pesta sudah lebih dari cukup. Pesta yang akan diisi oleh keceriaan dan perasaan haru, bahwa kami telah sampai di sini, di 10 perjalanan kami.

From Nokia device, Connecting Me 'n You.